not just a story, but it also creating a history

__Love * Life * sad *GLad * tears * Laugh-----

Senin, 07 Januari 2008

Jawaban dari setiap do’a

“ya Allah!!!! siapa yang mampu menguatkan hati tatkala kegelisahan menyelimuti diri?”


Tatkala kegelisahan menyapa, dan berbagai macam perasaan teraduk dan membolak-balikkan hati, benar-benar kita tidak tahu hendak kemana berjalan dan kita seperti kehilangan arah. Pikiran mandeg, mentok pol-polan, segala rumus logika dan pengetahuan mentah kita sudah tidak berlaku tatkala kegelisahan benar-benar hadir di tengah kehidupan kita dan menemukan sisi lemah manusia berhadapan dengan kuasa Tuhan.


“Saya juga sering sekali merasakan hal serupa, Bete, jenuh tapi saya berusaha mengalihkannya dengan kegiatan yang lain yang menurut saya mampu mengalihkan perhatian saya, jalani apa adanya dan jangan semakin mendramatisir, hanya menambah luka”

“Saya gak hanya sering, tapi hampir setiap hari. masih mending kamu orangnya bisa enjoy, rame, rewel dan suka berpetualang kesana kemari. Dibandingkan saya kurang punya kepercayan diri dalam hal itu, bagi saya segala keresahan terbagi berdua saya dan Tuhan saya” begitulah penuturan teman saya yang mengidap penyakit gak pe de berlebihan akibat dari kecil sering terunder estimate oleh kakaknya.


yach memang seperti itulah hidup, kalo gak mo susah oR gak pake masalah mending gak usah hidup..beres kan.."kesannya agak judes niCh


“Saya bersyukur dengan seringnya kegagalan saya, kecewa, dan duka saya, berarti Allah teramat mencintai saya lewat teguran-Nya, karena kalau tidak diingatkan, pasti kita sebagai manusia terbiasa lupa untuk mensyukuri segala anugerah_Nya” Ini jawaban yang paling bijaksana karena teman saya yang satu ini sudah sering kali terjatuh sakit dan secara umur dia jauh di atas saya.


Untuk urusan bete, kecewa, gelisah, mumet, bukan merupakan pengalaman yang pertama kalinya, tapi ini merupakan pengalaman yang tidak bisa di hitung yang kesekian kalinya. Semuanya berjalan apa adanya dan bisa dikatakan berulang-ulang oleh sebab yang sama pula, alias sering kali kita jatuh pada lubang yang sama. Semua orang melewati proses kehidupan yang demikian menyakitkan.


Hidup misteri yang tak habis di mengerti

setiap org punya kisah dan cerita tersendiri tentG hiduPnya

berbagilah dan berbicaralah tentang kehidupan

akan derita, bahagia, terjatuh dan semangat lagi

biar kamu gak kehilangan satu keindahan hidup ini

satu kata "HIdUP" untuk "Hidup dan Mati"


**Tatkala saya berdo’a dan Tuhan Yang Maha Menjawab.

Semenjak saya mengenal apa makna hidup sesungguhnya yaitu tempat datang dan perginya kesedihan, kebahagiaan. Pintu keluar masuknya kesuksesan dan kegagalan pada saat itulah saya merasakan bahwa Allah tidak pernah menolak do’a saya apapun bentuk permintaannya. Bahkan tatkala saat ini saya terjatuh dan terjatuh lagi yang membuat hari-hari saya di genangi air mata dan kegersangan hati saya kembali tersirami. Keterjatuhan yang membuat saya berfikir berulang kali apa sebenarnya kesalahan yang pernah saya bibitkan sehingga ketersakitan yang saya rasakan layaknya panen besar dan harus saya unduh. Berkali-kali saya bertanya pada diri saya, bertanya kepada rekayasa pertolongan Tuhan lewat sahabat-sahabat saya. Saya diceramahin sesuai pengalaman hidupnya, berbagai pernyataan yang terkadang membuat saya semakin buntu dan lebih sering membuat saya sadar bahwa semuanya merasakan apa yang saya rasakan dalam proses pencarian hidupnya, alchamdulillah saya tidak merasa bahwa Allah tidak mengabulkan do’a saya.


Akhirnya saya sadar bahwa kegelisahan, kekalutan, keterjatuhan, dan segala suasana batin lainnya semua itu adalah jawaban dari doa saya, kenyataan yang hampir tiap waktu saya mohon dari Allah. Bukankah hampir setiap hari saya berdo’a, dengan anugerah yang telah Engkau berikan Ya Allah , jangan sekali-kali Engkau jauhkan saya dari syukur kepada-Mu. Saya berdo’a supaya diberi kekuatan iman di tengah modernitas kehidupan metropolitan, di anugerahi kekuatan dalam melawan arus kehidupan serta kesabaran dalam menjalaninya, supaya sukses dengan harapan dan cita-cita saya.

Kegelisahan, kekalutan, keterjatuhan dan segala suasana batin lainnya adalah sarana yang harus saya lewati untuk mendekatkan diri kepada Allah, sarana untuk menguji kualitas iman saya. Dan dari mana kekuatan itu lahir sedang kita sendiri tidak pernah berjalan dalam kelemahan diri, dari mana kesabaran itu menjadi bagian dari hidup kita sedang kita sendiri tidak pernah merasa terhimpit kesusahan sehingga tiada tantangan yang musti kita sikapi dengan kesabaran.

Dan akhirnya saya mengerti bahwa Allah hendak mendekatkan saya dengan-Nya, penuh keimanan dan rasa syukur dengan berbagai hal yang menyakitkan.


Seperti kalimat yang pernah dikirimkan oleh sahabat saya via sms –30 Des’07, 13:05____”Kumohon kepada Allah setangkai bunga segar, namun Allah memberiku kaktus berduri, kumohon kepada Allah seekor kupu-kupu, namun Allah memberiku seekor ulat. Aku sedih, tapi aku tetap bersabar. Tidak lama kemudian kaktus tadi berbunga indah sekali, ulat tadi berubah menjadi kupu-kupu cantik~~~begitulah cara Allah mengasihi kita, selalu indah pada waktu-nya~~~

Bahwa kegelisahan, kekalutan, keterjatuhan adalah jawaban dari segala doa saya, jawabannya,,,,,,,,,!!!!dan saya baru meyadari hikmahnya setelah semuanya hilang dan berganti dengan keindahan, kebahagiaan, kepuasan dan kesuksesan.


Rien Zumaroh

Ciputat, 06 Jan’08

Selasa, 01 Januari 2008

Perempuanku, Aku Ingin Memeluk Batinmu.

PerempUwan taKkan habis di bicarakan, karena keindahannya juga gak habis (emangnya apakah????----)

Berbicara perempuan seperti halnya mengungkap keindahan alam, sosok yang identik dengan kelembutan bahasa jiwanya, santun serta ramah. Oleh karena stigma tersebut peran yang dilakoni perempuan adalah sesuatu yang kaitannya dengan pekerjaan domestik atau rumah tangga. Yaitu menjadi permaisuri dalam istananya, manajer yang teramat professional dan tiada duanya bagi suami dan anak-anaknya.

Ya!!! Itulah perempuan dengan segala kekuatan batinnya yang dianugerahkan Tuhan. Dari sana pulalah kekuatan perempuan terlihat, kesabaran serta keuletan dalam mamanaj rumah tangganya adalah prestasi yang tiada tara bagi perempuan.

Namun pada kenyataannya pekerjaan rumah tangga, mulai memasak, mencuci dan membersihkan rumah meskipun kelihatannya remeh namun tidak mudah apalagi setelah kehadiran sang buah hati jelas suasana rumah tangga menjadi berubah. Seperti itulah yang dirasakan oleh doktor Suad. Perempuan Mesir yang kerap sekali memanjakan ambisinya dengan segenap kemampuan logika yang membuahkan prestasi yang agung, terlebih prestasi akademik.

Doktor Suad adalah salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ketua Asosiasi Wanita Karir (AWK), sekretaris Ikatan Putri Arab dan juga dosen dengan mata kuliah yang diamanatkan “Ekonomi Politik”. Persisnya di lingkungan akademik, organisasi baik politik maupun urusan keperempuanan, Suad selalu ditempatkan dalam barisan kehormatan.

Dengan segenap ambisi yang selalu menuntun menuju puncak kesuksesan sebagai wanita karir, Suad selalu berusaha menutupi kebutuhan emosionalnya. Akan masalah cinta dan kasih sayang dianggap sama halnya menunjukkan sisi lemahnya sebagai perempuan dan mencoreng image yang selama ini tampil di depan publik. Bahkan dia tidak pernah memberikan sedikitpun ruang bagi kegagalan menghampiri hidupnya dan memendamnya dengan segala kemampuan logika yang dia punya, semuanya di logikakan.

Sebagai wanita karir, kesuksesan bagi Suad adalah jerih payah yang di hasilkan dari kerja logika. Prestasi akademik, pengakuannya di depan publik, serta segudang pangkat lainnya. Bukan terletak pada saat dia mampu memanjakan buah hatinya, dan bercengkerama lama-lama bersama Faizah putrinya.

Ibarat berlayar, manusia selalu butuh tempat untuk berlabuh dari segala kepayahan hidupnya, penat dan keletihannya. Pada saat bersamaan kita butuh sentuhan kasih sayang yang memanjakan, ruangan batin terpeluk mesra. Pada posisi tersebut, tatkala segala kesuksesan logika telah menjadi bagian terbesar dalam ambisinya, kehampaan dan kejenuhan menghampiri kehidupan Suad, disorientasi datang dan menemukan sisi lemah kehidupan Suad sebagai perempuan dan kelemahan tersebut tampil lebih kuat.

Di tengah galau dan hampa, Suad selalu bertanya kepada naluri keperempuanannya, “Untuk apa semua ini?”

“Supaya keperempuananku bahagia,” jawabnya sendiri

Tapi, apakah aku bahagia??”

“Aku menjadi perempuan sukses dalam karir, tapi apakah aku sukses memenuhi kebutuhan naluriku sebagai perempuan. Pada saat itu aku menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga jauh lebih bahagia dari pada segudang kehormatan publik. Kini,,,,!!!dibalik kesuksesan karir, aku merasa menjadi perempuan yang paling lemah karena kegagalanku membina rumah tangga, kegagalanku mencurahkan kasih sayang kepada suamiku, buah hatiku.”

Perkawinan pertama Suad kandas, yang pada akhirnya suaminya Abdul Hamid menikahi Samirah yaitu perempuan yang hanya berpendidikan SMA dan lebih tepatnya dia hanya wanita yang sangat sederhana namun menghabiskan seluruh waktunya untuk rumah tangganya. Dengan segenap curahan kasih sayang Samirah tampil lebih kuat di depan Abdul hamid dibandingkan Suad. Kenyataan itulah yang membaut faizah putri Suad lebih cenderung dan betah dengan sang ibu tiri dari pada ibu kandungnya sendiri.

Begitu pula pernikaan Suad yang kedua kalinya dengan dokter Kamal Ramzi, mengalami kegagalan yang sama dan nasib yang sama pula yaitu sebagai perempuan yang berumah tangga Suad tidak ingin ada seseorang yang mengalahkan dan menguasai ambisinya meskipun suaminya sendiri, Suad tidak ingin karirnya gagal sedikitpun hanya karena permasalahan rumah tangga.

Bahwa kebutuhan terbesar dalam kehidupan perempuan adalah menyayangi, memanjakan, penuh cinta dan kasih sayang yang mendalam.

Bagaimana Suad bisa mendidik dan mengatur masa depan anaknya, sedangkan dia tidak mempunyai waktu untuk merawat dan membesarkan Faizah dengan penuh kasih sayang???.

Novel ini cocok dikonsumsi oleh para aktivis ynag kebablasan dalam memaknai kesetaraan gender, yang haus akan makna kasih sayang sebagai perempuan. Dan juga generasi yang ingin memaknai sisi keperempuanannya lebih dalam sebagai bekal membina rumah tangga.

Bahwa peran ibu tak pernah tergantikan, karena sejak dalam kandungan seorang anak hidup dalam ikatan yang tak terpisahkan dengan ibunya. Dia hidup dalam kasih sayang dan ketergantungan emosional yang erat. Dengan segenap kasih sayang yang terikat, sesungguhnya hanya ibulah yang mengetahui kebutuhan anaknya. ”meskipun sekarang banyak lembaga penitipan anak atau kelompok bermain, peran ibu tetap dan sampai kapanpun tiada duanya”.

“Kebahagiaan tertinggi bagi perempuan adalah tatkala sisi keperempuanannya tersentuh mesra dan emosionalnya termanjakan”

NB:

Pertama kali saya membaca buku ini pada tanggal 22 des’05.

Dalam memperingati hari “IBU” BEM FUF menyelenggarakan launching dan bedah buku

“AKU LUPA BAHWA AKU PEREMPUAN”

Dengan pembicara Ning Dara Affiah (Aktifis Kapal Perempuan).

Buku ini menjadi favorit books dalam sejarah kehidupan saya di dunia kampus, bahkan sampai saat ini masih sering saya baca dan tidak bosan-bosan karena semakin bertambahnya usia, pengalaman, hasil dari buku ini pun selalu menampilkan kesan emosional yang berbeda.

Intinya bagus, biar kita sebagai perempuan yang menyandang status mahasiswa, tidak harus memanjakan ambisinya,

----Rien Zumaroh: Ciputat, 26 des’07-------